Ditolak 50 Investor, Kini Produknya Dipakai di 20 Rumah Sakit
Assistive Technology Partners – Ketika Ridwan (32) pertama kali mempresentasikan prototipe alat bantu disabilitasnya kepada investor, yang didapatnya hanyalah gelengan kepala dan penolakan. ditolak 50 investor hampir saja membuatnya menyerah. Tapi hari ini, produk yang sempat dianggap “tidak layak pasar” itu justru dipakai di 20 rumah sakit ternama di Indonesia. Bagaimana sebuah penolakan bertubi-tubi justru melahirkan kesuksesan luar biasa?
Alat yang dinamai MobilitySync ini awalnya dianggap terlalu rumit dan mahal. Namun, dengan ketekunan dan beberapa perubahan strategis, Ridwan membuktikan bahwa teknologi asistif buatannya bukan hanya layak—tapi sangat dibutuhkan. Kini, alat bantu jalan pintar ciptaannya membantu ratusan pasien stroke dan cedera tulang belakang untuk berlatih berjalan lebih efektif.
Ketika Ridwan mengajukan proposalnya ke 50 investor, hampir semua menolak dengan alasan serupa: “Produk ini terlalu niche”, “Biaya produksi tinggi”, atau “Pasar disabilitas tidak menguntungkan.” Fokus keyphrase produk dipakai rumah sakit awalnya terasa seperti mimpi yang mustahil.
Tapi Ridwan tidak menyerah. Ia menyadari bahwa masalah utamanya bukan pada produknya, melainkan cara menjualnya. Daripada mencari investor besar, ia memulai dengan pendekatan berbeda: membuktikan langsung manfaat alatnya kepada para terapis dan dokter rehabilitasi medis.
Alih-alih memaksa investor percaya, Ridwan justru membawa prototipenya ke beberapa klinik fisioterapi. Fokus keyphrase produk dipakai rumah sakit perlahan mulai menjadi kenyataan ketika seorang fisioterapis di Bandung tertarik mencoba. Hasilnya? Pasien yang menggunakan MobilitySync menunjukkan perkembangan 40% lebih cepat dalam rehabilitasi berjalan.
Dari sanalah mulainya efek domino. Beberapa rumah sakit kecil mulai memesan dalam jumlah terbatas. Ridwan menggunakan testimoni ini sebagai senjata saat kembali mendatangi investor. Kali ini, bukan untuk meminta dana, tapi menawarkan kemitraan.
Apa sebenarnya yang membuat produk dipakai rumah sakit ini begitu istimewa? MobilitySync bukan sekadar alat bantu jalan biasa. Dengan sensor gerak dan AI, alat ini bisa:
Menganalisis pola berjalan pasien
Memberi umpan balik real-time melalui aplikasi
Menyesuaikan tingkat bantuan sesuai perkembangan terapi
Fitur inilah yang akhirnya membuat 20 rumah sakit tertarik. Mereka melihat alat ini bukan sebagai biaya, melainkan investasi yang mempercepat proses rehabilitasi pasien.
Kisah produk dipakai rumah sakit ini mencapai puncaknya ketika Asosiasi Rehabilitasi Medis Indonesia merekomendasikan MobilitySync sebagai alat pendukung terapi. Kini, permintaan tidak hanya datang dari rumah sakit, tapi juga pusat rehabilitasi pasca stroke di seluruh Indonesia.
Yang lebih membanggakan, beberapa rumah sakit di Malaysia dan Vietnam sudah mulai menanyakan ketersediaan produk ini. Sebuah pencapaian luar biasa untuk alat yang sempat dianggap “tidak layak pasar”.
Kisah produk dipakai rumah sakit ini memberikan beberapa pelajaran berharga:
Proof of concept lebih kuat daripada sekadar presentasi
Pasar niche justru bisa menjadi keunggulan kompetitif
Validasi dari end-user (dalam hal ini tenaga medis) adalah kunci
Penolakan investor bukan akhir, tapi kesempatan untuk berinovasi
Ridwan sekarang justru bersyukur pernah ditolak 50 kali. “Justru penolakan itu membuat kami menyempurnakan produk dan strategi,” ujarnya.
Dengan kesuksesan produk dipakai rumah sakit ini, Ridwan dan tim kini sedang mengembangkan versi pediatric untuk anak-anak dengan cerebral palsy. Mereka juga bekerja sama dengan beberapa universitas untuk penelitian lebih lanjut tentang efektivitas alat ini.
Yang jelas, MobilitySync telah membuktikan satu hal: produk yang lahir dari empati dan ketekunan, pada akhirnya akan menemukan jalannya sendiri—meski harus melewati 50 penolakan terlebih dahulu.
Assistive Technology Partners - Teknologi terus menunjukkan sisi paling mulianya ketika digunakan untuk menciptakan alat bantu yang benar-benar berdampak pada…
Assistive Technology Partners - Di tengah dominasi platform video pendek seperti TikTok, muncul sebuah aplikasi baru yang langsung mencuri perhatian…
Assistive Technology Partners - Ketika seseorang menyebut istilah pembicara publik bayangan yang muncul adalah sosok percaya diri, lantang berbicara di…
Assistive Technology Partners - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Teknologi Baru gantikan tongkat biasa kini menjadi kenyataan. Berbagai inovasi terbaru…
Assistive Technology Partners - Di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jawa Tengah, tercipta sebuah inovasi yang mengubah cara komunikasi…
Assistive Technology Partners - Bayangkan bisa mendengarkan playlist Spotify favorit Anda langsung melalui alat bantu pendengaran, tanpa perlu headphone tambahan.…