Assistive Technology Partners – Refluks gastroesofagus atau GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada. Kondisi ini sering dikenal sebagai heartburn. GERD merupakan salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi dan dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
GERD terjadi ketika katup antara lambung dan esofagus, yang dikenal sebagai sfingter esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter), melemah atau tidak menutup dengan sempurna. Akibatnya, asam lambung dan isi lambung dapat naik ke kerongkongan. Beberapa faktor yang dapat memicu GERD meliputi:
1. Kelebihan Berat Badan: Lemak perut yang berlebih dapat meningkatkan tekanan pada lambung.
2. Kebiasaan Makan: Makan dalam porsi besar, berbaring setelah makan, atau mengonsumsi makanan berminyak dan pedas dapat memperburuk GERD.
3. Gaya Hidup: Konsumsi alkohol, merokok, dan kafein juga dapat melemahkan sfingter esofagus.
4. Kehamilan: Perubahan hormonal dan tekanan dari rahim yang membesar pada ibu hamil.
“Baca Juga: Manggis, Buah Asal Indonesia Jadi Obat Alami Kanker dan Rematik”
Gejala GERD bervariasi pada setiap individu, tetapi yang paling umum meliputi: sensasi terbakar di dada (heartburn) terutama setelah makan atau saat berbaring; regurgitasi, yaitu rasa asam atau pahit di mulut akibat naiknya isi lambung; kesulitan menelan (disfagia); batuk kronis; sakit tenggorokan; atau suara serak.
Jika gejala ini berlangsung terus-menerus dan tidak diobati, maka dapat menyebabkan komplikasi seperti esofagitis (peradangan esofagus), ulkus esofagus, atau bahkan Barrett’s esophagus, yang meningkatkan risiko kanker esofagus.
Mengelola GERD melibatkan perubahan gaya hidup dan pengobatan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Perubahan Pola Makan: Hindari makanan pemicu seperti cokelat, makanan berminyak, dan pedas. Makan dalam porsi kecil dan sering.
2. Gaya Hidup Sehat: Berhenti merokok, batasi konsumsi alkohol, dan jaga berat badan ideal.
3. Posisi Tidur: Tidur dengan kepala lebih tinggi sekitar 15-20 cm untuk mencegah asam lambung naik.
4. Konsultasi Medis: Obat-obatan seperti antasida, penghambat pompa proton (PPI), atau H2 blocker sering diresepkan untuk meredakan gejala GERD.
Jika gejala berlangsung lebih dari dua kali seminggu, menyebabkan gangguan tidur, atau tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan lanjutan seperti endoskopi mungkin diperlukan untuk mengevaluasi kondisi esofagus.
“Simak Juga: Cara Mudah Menjaga Imunitas Tubuh di Musim Penyakit”
Assistive Technology Partners - Smartwatch tak lagi sekadar perangkat gaya hidup, melainkan menjadi alat medis canggih yang bisa menyelamatkan nyawa.…
Assistive Technology Partners - Di saat negara-negara maju menolak kehadirannya, alat ini justru merajai pasar di Indonesia. Fenomena ini mengejutkan…
Assistive Technology Partners - Teknologi asistif di Indonesia kini tak lagi dipandang sebelah mata. Baru-baru ini, sebuah terobosan membanggakan datang…
Assistive Technology Partners - Di tengah dominasi teknologi buatan luar negeri, kini muncul kabar yang mengguncang dunia: sebuah startup teknologi…
Assistive Technology Partners - Selama bertahun-tahun, menjelajahi kota menjadi tantangan besar bagi penyandang disabilitas. Mulai dari infrastruktur yang tidak ramah…
Assistive Technology Partners - Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, kini hadir sebuah inovasi luar biasa yang dapat mengubah…