Assistive Technology Partners – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini merilis data terbaru mengenai infeksi HIV yang ada di Indonesia. Data tersebut mencatatkan bahwa sepanjang periode Januari hingga September 2024, sebanyak 47.896 orang terinfeksi HIV. Dari jumlah ini, pria menyumbang angka kasus yang lebih tinggi dibandingkan wanita.
Dari total 47.896 pasien HIV yang tercatat, sekitar 64 persen di antaranya adalah pria, sedangkan sisanya, 36 persen, adalah wanita. Rasio penularan HIV ini mencapai angka 2:1, yang menunjukkan bahwa pria lebih rentan terinfeksi HIV dibandingkan dengan wanita. Namun, meskipun pria mendominasi angka infeksi HIV, hal ini bukan berarti wanita sepenuhnya bebas dari risiko.
“Simak Juga: Batuk Tak Kunjung Reda? Cobalah Madu sebagai Obat Alami”
Infeksi HIV dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, bahkan anak-anak dan bayi sekalipun. Namun, dominasi pria dalam jumlah kasus HIV bukan disebabkan oleh faktor imunitas yang lebih rendah pada pria, melainkan karena berbagai faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku, kondisi sosial, dan kurangnya kesadaran akan pencegahan. Berikut beberapa alasan mengapa pria lebih rentan terhadap infeksi HIV:
Perilaku seksual berisiko tinggi menjadi salah satu penyebab utama penularan HIV. Hubungan seksual tanpa pelindung, bergonta-ganti pasangan, serta hubungan seksual sesama jenis dapat meningkatkan peluang terjadinya penularan HIV, terutama jika kondom tidak digunakan. Perilaku ini lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan wanita.
Penggunaan jarum suntik secara bergantian, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik, meningkatkan risiko penularan HIV melalui darah yang terkontaminasi. Meskipun bisa terjadi pada siapa saja, kebiasaan ini lebih banyak dijumpai pada pria.
Banyak pria yang kurang mendapatkan informasi mengenai HIV, mulai dari cara penularannya hingga pentingnya pencegahan seperti penggunaan kondom atau melakukan tes HIV secara rutin. Minimnya kesadaran ini dapat menyebabkan pria lebih rentan terhadap infeksi HIV.
Stigma negatif terhadap HIV, terutama terhadap kelompok rentan seperti pria homoseksual, sering kali menjadi hambatan untuk melakukan tes HIV atau mencari pengobatan. Ketakutan terhadap diskriminasi ini membuat banyak orang enggan mendeteksi HIV sejak dini, sehingga penularan HIV terus berlanjut tanpa terdeteksi.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV. Salah satunya adalah dengan melakukan tes HIV secara rutin, terutama bagi individu yang aktif secara seksual. Menggunakan kondom atau alat kontrasepsi saat berhubungan seksual juga sangat penting untuk mencegah infeksi HIV.
Selain itu, jika Anda berisiko tinggi, seperti pengguna narkoba suntik, sangat dianjurkan untuk tidak berbagi jarum suntik dengan orang lain.
“Baca Juga: Karies Botol, Waspada Kerusakan Gigi Anak Karena Botol Susu”
Assistive Technology Partners - Smartwatch tak lagi sekadar perangkat gaya hidup, melainkan menjadi alat medis canggih yang bisa menyelamatkan nyawa.…
Assistive Technology Partners - Di saat negara-negara maju menolak kehadirannya, alat ini justru merajai pasar di Indonesia. Fenomena ini mengejutkan…
Assistive Technology Partners - Teknologi asistif di Indonesia kini tak lagi dipandang sebelah mata. Baru-baru ini, sebuah terobosan membanggakan datang…
Assistive Technology Partners - Di tengah dominasi teknologi buatan luar negeri, kini muncul kabar yang mengguncang dunia: sebuah startup teknologi…
Assistive Technology Partners - Selama bertahun-tahun, menjelajahi kota menjadi tantangan besar bagi penyandang disabilitas. Mulai dari infrastruktur yang tidak ramah…
Assistive Technology Partners - Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, kini hadir sebuah inovasi luar biasa yang dapat mengubah…