Assistive Technology Partners – Rhinitis dapat memicu atau memperburuk sinusitis jika tidak ditangani dengan baik, terutama pada kondisi peradangan kronis. Rhinitis dan sinusitis adalah dua kondisi kesehatan yang sering dianggap serupa, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan mendasar.
Rhinitis adalah peradangan pada lapisan dalam hidung yang sering disebabkan oleh alergi (rhinitis alergi) atau infeksi virus dan bakteri (rhinitis non-alergi). Gejalanya meliputi hidung tersumbat, bersin, pilek, dan gatal di area hidung.
Sinusitis adalah peradangan pada sinus, yaitu rongga udara di sekitar hidung, mata, dan pipi. Kondisi ini terjadi ketika sinus terhalang sehingga lendir menumpuk dan menyebabkan infeksi. Gejala sinusitis meliputi hidung mampet, nyeri di wajah, demam, dan keluarnya lendir kental dari hidung.
“Simak Juga: Stres dan Sakit Maag, Apa yang Perlu Kita Ketahui?”
Rhinitis yang tidak terkelola dengan baik dapat memicu sinusitis melalui beberapa mekanisme:
Peradangan akibat rhinitis menyebabkan pembengkakan pada saluran hidung, sehingga menghalangi aliran lendir dari sinus ke hidung. Lendir yang terperangkap ini menciptakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri atau virus, yang dapat menyebabkan sinusitis.
Rhinitis sering kali memicu produksi lendir berlebihan. Jika lendir ini tidak bisa mengalir dengan baik, maka risiko infeksi sinus meningkat.
Silia adalah rambut-rambut kecil di dalam saluran hidung dan sinus yang berfungsi untuk menggerakkan lendir keluar. Peradangan kronis akibat rhinitis dapat merusak fungsi silia, sehingga lendir menumpuk dan meningkatkan risiko sinusitis.
Jika Anda memiliki riwayat rhinitis, waspadai gejala berikut yang dapat menandakan sinusitis:
1. Hidung tersumbat atau meler dengan lendir kental dan berwarna kuning atau hijau.
2. Nyeri atau tekanan di sekitar mata, dahi, atau pipi.
4. Demam dan kelelahan.
5. Penurunan indra penciuman.
Untuk mencegah rhinitis berkembang menjadi sinusitis, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:
Jika Anda memiliki rhinitis alergi, hindari alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan peliharaan. Gunakan antihistamin atau semprotan hidung yang diresepkan oleh dokter.
Bersihkan saluran hidung secara rutin dengan larutan saline untuk membantu mengeluarkan lendir dan mencegah penumpukan kotoran.
Udara berpolusi dapat memperburuk peradangan hidung. Pastikan untuk menggunakan masker saat berada di lingkungan dengan kualitas udara buruk.
Konsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, dan tidur cukup untuk memperkuat sistem imun, sehingga tubuh lebih tahan terhadap infeksi.
Rhinitis dan sinusitis memiliki hubungan yang erat, di mana rhinitis yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan sinusitis. Memahami gejala dan penyebabnya adalah langkah awal untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Dengan pengelolaan yang tepat, risiko sinusitis akibat rhinitis dapat diminimalkan, sehingga kualitas hidup Anda tetap terjaga.
“Baca Juga: Pemutihan Gigi (Dental Bleaching), Apa yang Perlu Anda Ketahui?”
Assistive Technology Partners - Bayangkan sebuah lengan buatan yang tidak hanya bisa menggenggam, tapi juga merasakan sentuhan seperti manusia asli.…
Assistive Technology Partners - Smartwatch tak lagi sekadar perangkat gaya hidup, melainkan menjadi alat medis canggih yang bisa menyelamatkan nyawa.…
Assistive Technology Partners - Di saat negara-negara maju menolak kehadirannya, alat ini justru merajai pasar di Indonesia. Fenomena ini mengejutkan…
Assistive Technology Partners - Teknologi asistif di Indonesia kini tak lagi dipandang sebelah mata. Baru-baru ini, sebuah terobosan membanggakan datang…
Assistive Technology Partners - Di tengah dominasi teknologi buatan luar negeri, kini muncul kabar yang mengguncang dunia: sebuah startup teknologi…
Assistive Technology Partners - Selama bertahun-tahun, menjelajahi kota menjadi tantangan besar bagi penyandang disabilitas. Mulai dari infrastruktur yang tidak ramah…